Pemasangan Playing Fox Alam Binusa Outbound
2. Pemilihan Alat
Keempat Seat Harness
Playing Fox kini mulai dikenal luas dikalangan masyarakat sebagai alternatif kegiatan alam yang memacu adrenalin. Playing Fox pada umumnya merupakan salah satu bagian dari kegitan outbound yang dilakukan dialam terbuka/bebas. Rangkaian dari program training/pelatihan pengembangan SDM dan atau yang lainya biasanya dilaksanakan dengan kegiatan alam seperti playing fox. Cara meinya para peserta akan meluncur dari ketinggian tertentu menggunakan menggunakan alat lintangan jalur wire baja/sling menggunakan alat katrol/pully luncur, yang dikoneksikan ke harnes/webing yang melakat pada tubuh peserta melalui carabiner, kemudian meluncur dengan kecepatan yang telah disetting oleh instruktur. Kurang lebih gambaranya seperti itu lah, lebih lengkapnya bisa dibaca disini.
Bagaimana memasang instalasi playing fox untuk daerah dengan kondisi geografis seperti di sumatera ini, khususnya di labuhanbatu, sedikit kita kupas disini.
1. Analisa Arena
Pemilihan arena sangat penting, karena kondisi geografis setiap daerah berbeda, sedangkan playing fox harus dipasang pada lokasi yang memiliki kemiringan yang relatif curam, memiliki tiang ancor yang kuat baik yang telah disedian alam seperti pohon, cadas, tebing atau lainya maupun ancor yang dibuat secara permanen atau betonase. Jika pemasangan diikatkan dipohon, maka pilihlah pohon yang kuat, pilih jenis pohon tanaman keras yang berakar serbut tunggal, tunggal seperti pohon kiara, beringin, pokonya pohon yang kuat lah, jangan yang akar serabut, seperti pohon kelapa, pohon sawit atau yang sejenisnya.
Playing Fox memiliki resiko yang sangat tinggi, seperti terpeleset, jatuh, lebah pengaman, putus kabel lintasan, tumbang ancor tiang baik ancor dari pohon maupun dari beton, sehingga pemilihan alat dan bahan harus yang serus. Beberapa alat Flaying fox yang hatus menggunakan kualitas terbaik adalah :
Pertama Wire/Sling yang full baja, alat ini berfungsi sebagai jalur lintasan yang panjangnya bisa 50-2000 meter, diameter 10mm untuk wire utama dan 8mm untuk wire pengaman, jadi jalur lintasan ini dipasang 2 atau 3 wire baja supaya aman.
Kedua adalah Fully Tendem/Single (Katrol)Pully/Katrol yang menempel dikabel wire tadi, dia berfungsi sebagi roda lintasan, gunakan fully yang doble atau fully tendem supaya aman, tidak mesti barang import kalo budget anda terbatas, gunakan yang lokal saja tetapi memiliki SNI. Kemudian untuk fully wire safety jika budgetnya terbatas tidak perlu yang infor juga gunakan yang lokal dan gunakan yang single, tapi lebih baik dan lebih aman yang tendem/duble, keduanya memiliki kavasitas beban 1 -1,5 ton beban untuk beban horijontal dan 500-100 kg untuk beban vertikal.
Ketiga Carabiner
Kunci pengaman dan conector sling dengan katrol. Carilah carabiner yang benar-benar kuat. Fungsi carabiner adalah sebagai pengaman yang menghubungkan badan dengan tali webing yang digantung pada Fully Tendem/Single (Katrol).
Keempat Figure Eight
Figure Eight : Alat safety and belayer, sangat diperlukan, terutama biasanya untuk melakukan pengeremanKeempat Seat Harness
Seat Harness : Alat pengaman tubuh dari ikatan tali. Ada bermacam-macam harness. Mulai dari produk lokal sampai produk import bermerk seperti PETZL, CAMP, BEAL. Pilihlah harness yang bagus. Agar peserta outbound training anda merasa aman dan nyaman.
Kelima Carmantel
Carmantel (Ropes) Dynnamic & Static : Adalah tali yang memiliki daya kelenturan sampai 30% dan memiliki kekuatan beban ningga 2 ton. Sangat cocok dipakai untuk repeling, tali pengaman, maupun tasli utama.
Keenam adalah Helm
Alat pelindung ini sangat penting untuk keamanan ketika terjadi benturan pada saat meluncur atau pendaratan, gunakan helm yang SNI.
Ketujuh Stopert Bilay
Alat ini sangat mebantuk untuk kontrol kecepatan luncuran dan mengentikan tekanan ketikan pendaratan, sehingga luncuran maksimal dan pendaratan sempurna.
3. Teknik Pemasangan Anchor:
Pemasangan tali sebagai anchor, Sebelum kita mengatur ketegangan tali, kita harus menambatkan salah satu ujung tali terlebih dahulu. Kita akan menggunakan sebuah simpul yang dinamakan sebagai “Simpul Tiang”Pengaturan ketegangan tali. Setelah salah satu ujung tali tertambat, kita akan melanjutkan ke langkah berikutnya, yaitu:
menambatkan sisi yang lain. Kita harus membuat simpul pita terlebih dahulu sebagai tambatan. Berikut adalah langkah langkah dalam pembuatan simpul pita: Buatlah simpul tali biasa (overhand loop) pada salah satu ujung webbing. Lalu ikutilah bentuk tersebut namun dari sisi yang lain dari webbing, sehingga webbing akan terhubung menjadi satu dengan kedua ujung simpul terpisah ke dua arah yang berbeda. Pada pohon tambatan, buatlah anchor/ jangkar, dengan membuat sebuah ikatan/ simpul biasa pada pohon tersebut. Ikatlah sebanyak 2 kali pada pohon tersebut, kemudian pasanglah carabiner/ cincin kait pada ujung simpul yang menjuntai. Masukan tali cermantel pada carabiner Buatlah satu buah simpul lagi serupa dengan yang telah dibuat. Buatlah “simpul prusik” menggunakan tali prusik pada sisi tali yang berada di atas. Masukkan carbiner di ujung prusik tersebut dan sangkutkan pada tali yang berposisi di bawah. Anchor akan berbentuk kita tinggal menarik tali tersebut hingga mencapai ketegangan yang cukup. Prinsip kerek seperti ini dikenal dengan nama “Z-Drag”. Setelah dicapai ketegangan yang cukup, kita tinggal menambatkan saja ujung tali yang telah tegang. Secara umun dan dasar kurang lebih seperti itulah instalasinya. Semoga Artikelnya bermanfaat.
0 Post a Comment:
Post a Comment